" Ya Allah aku sangat mencintainya, maka jangan jadikan ia yang terbelakang"
kalimat itu begitu saja terlintas dalam doaku saat aku shalat ashar tadi. tiba-tiba saja aku teringat adik lelakiku di rumah. sekitar jam 13.45 siang tadi, dia menelponku dengan nomor ayahku. seperti biasa dia bicara dengan bahasanya sendiri. aku sebenarnya tidak mengerti apa yang dia katakan.
"yapp..pyup...happya..pyupp..iaa.." seperti itulah yang dia katakan. berulang-ulang dia mengucapkan perkataan yang benar-benar tidak ku mengerti. inginku menangis saat mendengar nada suaranya yang begitu ceria.
"anak bisu seperti ini saja mampu tegar dan tersenyum dengan ceria. sedagkan aku yang tercipta dalam keadaan sempurna masih saja mengeluh dengan keadaan fisikku yang kurang.
ohh.. ya Allah..
siapa sebenarnya yang patut disalahkan jika adikku seperti ini. aku sungguh mencintainya. dalam diriku penuh rasa kasih sayang untuk keluargaku. tak pernah aku marah dan kesal pada mereka dengan begitu dendam. apapun akan kulakukan untuk mereka.
dan kau tahu, tiba-tiba saja aku teringat dengan cerita bibiku kemarin waktu aku pulang ke rumah. katanya , keadaan ayahku kini semakin diperalat oleh wanita itu. setiap pagi ayahku harus bangun lebih awal untuk mencuci, masak dan menyiapkan adik-adikku. terkadang ayahku tak makan pagi. padahal beliau kadang tak punya uang sediktpun. suatu waktu aku pernah memeriksa uang yang ada di dompet ayahku. ayahku memang tak pernah bohong. sepeserpun uang tak ku dapati dalam dompetnya. malahan aku menemukan secarik cek tangihan hutang dari bank sebesar Rp 16.000.000.
Ya Razak.. sungguh Engkaulah Yang Maha kaya...
perasaanku begitu hancur, apa sebenarnya yang harus aku lakukan untuk membantu ayahku?
waktu itu aku masih duduk di bangku sekolah dasar. tiba-tiba saja dipikiranku terlintas untuk bekerja paruh waktu membantu ayahku. tapi aku yakin ini tidak akan berhasil. akhirnya , aku rela pergi dengan menggenggam sebuah karung buruk dan akupun pergi mencari sampah-sampah plastik.
aku berkeliling dari rumah ke rumah. aku juga singgah di rumah teman-temanku. tak aku perdulikan bagaimana cemoohan mereka terhadapku. bahkan setelah mereka tahu bahwa aku berprofesi sebagai pemulung satu hari, mereka malah menjauhiku.
yahh... memang nasibku dulu mungkin..
gak punya temen..dijauhin...padahal aku gak salah sama mereka..
dulu, kumpulan orang kaya, cantik dan pinter akan berteman dan bersatu untuk menjauhi orang miskin seperti kami. makanya temen aku dulu anak-anak desa yang rumahnya jauh dari sekolah. mereka gak bodoh kok. mereka malah welcome banget. aku pernah diajakin main ke rumah mereka dan mengambil beberapa buah.
huhhmm.. tapi sayangnya aku tidak bertemu mereka lagi sekarang. sudah banyak perubahan setelah ku lihat dari diri mereka. mereka bahkan lebih dewasa dari usia mereka yang sebenarnya.
jadi ngawur saya cerita..
huhmm.. gpplah..
yang penting "this is my story and what my felt today"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar