Kamis, 01 November 2012

Intropeksi

Ya Allah,
izinkan aku berkeluh kesah pada-Mu malam ini..

Hari ini, Engkau biarkan air mataku berlinang ya Rabb. Kau saksikan aku dihadapanmu menangis dan bersimpuh dihadapan-Mu. Menangisi segala dosa yang telah ku lakukan selama ini dengan dihantui perasaan cemas apakah hamba akan Engkau ampuni atau tidak?
Syukurku pun tiada terhenti ketika air mata itu pun mengalir bukan hanya karena hidayah yang datang begitu tak ku duga tapi juga air mata bahagia yang selama ini sangat ku rindukan. Ya mungkin karena sakit ini menjadikan moment yang paling tepat untuk aku berintropeksi diri.

Ku ingat masa kelamku saat SMA. Banyak sekali dosa yang telah ku lakukan, mulai dari hal kecil sampai yang terbesar. Astaghfirullah.. astaghfirullah.. astaghfirullah.. betapa malunya aku dihadapan-Mu Ya Allah..
hamba benar-benar malu..
ditambah lagi saat ini tak ada seorang pun yang mampu memahami perasaanku. hanya lewat lembar-lembar kertas yang ku tulis dengan berurai air mata, aku pun memapu menumpahkan semuanya. Aku sebenarnya tidak mengerti ya Rabbi bagaimana hari ini terjadi, aku bergitu cepat berubah..

Dalam beberapa hari ini, sekelebat bayangan tentang hukuman di alam kubur serta di neraka menhantuiku sehingga dalam setiap shalat pun sekarang aku sering menangis. Ya inilah yang membuatku mengambil keputusan untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan laki-laki yang selama ini menjadi teman dekatku. Aku lebih memilih dia menjadi sahabat dekatku. Ada yang aneh dari diriku dan aku merasakan Allah merestui keputusanku ini walaupun sepertinya laki-laki itu belum mampu menerima keputusanku. Tapi ternyata jelas berkebalikan sepertinya dia juga menerima. Sekarang perasaanku lebih stabil dan tenang setelah ku tumpahkan semua tangisku di hadapan-Mu ya Rabb..
Syukron ya Rahim, hamba benar-benar mencintai-Mu.