Rabu, 08 Desember 2010

.dosa yang lebih besar daripada berzina .

Pada suatu senja yang lenggang, terlihat seorang wanita
 berjalan terhuyung-huyung. Pakaianya yang serba hitam
 menandakan bahwa ia berada dalam dukacita yang mencekam.
 Kerudungnya menagkup rapat hampir seluruh wajahnya. Tanpa
 hias muka atau perhiasan menempel di tubuhnya. Kulit yang
 bersih, badan yang ramping dan roman mukanya yang ayu,
 tidak dapat menghapus kesan kepedihan yang tengah meruyak
 hidupnya. Dia melangkah terseret-seret mendekati kediaman
 rumah Nabi Musa a.s.



 Diketuknya pintu pelan-pelan sambil mengucapkan uluk salam.Maka
 terdengarlah ucapan dari dalam "Silakan masuk".. Perempuan cantik itu lalu
 berjalan masuk sambil kepalanya terus merunduk. Air matanya berderai
 tatkala ia berkata, "Wahai Nabi Allah.. Tolonglah saya. Doakan saya agar
 Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.

 "Apakah dosamu wahai wanita ayu?" tanya Nabi Musa a.s. terkejut. "Saya
 takut mengatakannya."jawab wanita cantik. "Katakanlah jangan ragu-ragu!"
 desak Nabi Musa.Maka perempuan itupun terpatah bercerita, "Saya... telah
 berzina. "Kepala Nabi Musa terangkat,hatinya tersentak. Perempuan itu
 meneruskan, "Dari perzinaan itu saya pun... lantas hamil. Setelah anak
 itu lahir,langsung saya... cekik lehernya sampai... tewas," ucap wanita
 itu
 seraya menangis sejadi-jadinya.Nabi Musa berapi-api matanya. Dengan muka
 berang ia mengherdik, "Perempuan bejad, enyah kamu dari sini! Agar siksa
 Allah tidak jatuh ke dalam rumahku karena perbuatanmu. Pergi!"... teriak
 Nabi Musa sambil memalingkan mata karena jijik.

 Perempuan berwajah ayu dengan hati bagaikan kaca membentur batu, hancur
 luluh segera bangkit dan melangkah surut. Dia terantuk-antuk keluar dari
 dalam rumah Nabi Musa. Ratap tangisnya amat memilukan. Ia tak tahu
 harus kemana lagi hendak mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana
 lagi kaki-kakinya. Bila seorang Nabi saja sudah menolaknya, bagaimana
 pula manusia lain bakal menerimanya?Terbayang olehnya betapa besar
 dosanya,
 betapa jahat perbuatannya.. Ia tidak tahu bahwa sepeninggalnya, Malaikat
 Jibril turun mendatangi Nabi Musa. Sang Ruhul Amin Jibril lalu bertanya,
 "Mengapa engkau menolak seorang wanita yang hendak bertaubat dari dosanya?
 Tidakkah engkau tahu dosa yang lebih besar daripadanya.

 Nabi Musa terperanjat. "Dosa apakah yang lebih besar dari kekejian
 wanita pezina dan pembunuh itu?" Maka Nabi Musa dengan penuh rasa
 ingin tahu bertanya kepada Jibril. "Betulkah ada dosa yang lebih
 besar daripada perempuan yang nista itu?"


 " Ada !" jawab Jibril dengan tegas. "Dosa apakah itu?" tanya Musa kian
 penasaran.

"Orang yang meninggalkan sholat dengan sengaja dan tanpa

 menyesal. Orang itu dosanya lebih besar dari pada seribu kali
 berzina"


.Mendengar penjelasan ini Nabi Musa kemudian memanggil
 wanita tadi untuk menghadap kembali kepadanya. Ia mengangkat tangan
 dengan khusuk untuk memohonkan ampunan kepada Allah untuk perempuan
 tersebut.


 Nabi Musa menyadari, orang yang meninggalkan sembahyang dengan
 sengaja dan tanpa penyesalan adalah sama saja seperti berpendapat
 bahwa sembahyang itu tidak wajib dan tidak perlu atas dirinya.
 Berarti ia seakan-akan menganggap remeh perintah Tuhan, bahkan
 seolah-olah menganggap Tuhan tidak punya hak untuk mengatur dan
 memerintah hamba-Nya. Sedang orang yang bertobat dan
 menyesali dosanya dengan sungguh-sungguh berarti masih mempunyai iman
 di dadanya dan yakin bahwa Allah itu berada di jalan ketaatan
 kepada-Nya. Itulah sebabnya Tuhan pasti mau menerima kedatangannya.
 (Dikutip dari buku 30 kisah teladan - KH Abdurrahman Arroisy

 Dalam hadis Nabi SAW disebutkan : Orang yang meninggalkan sholat lebih
 besar dosanya dibanding dengan orang yang membakar 70 buah Al-Qur'an,
 membunuh 70 nabi dan bersetubuh dengan ibunya di dalam Ka'bah.

 Dalam hadis yang lain disebutkan bahwa orang yang meninggalkan sholat
 sehingga terlewat waktu, kemudian ia mengqadanya, maka ia akan disiksa
 dalam neraka selama satu huqub.Satu huqub adalah delapan puluh tahun. Satu
 tahun terdiri dari 360 hari, sedangkan satu hari diakherat perbandingannya
 adalah seribu tahun di dunia. Demikianlah kisah Nabi Musa dan wanita
 pezina dan dua hadis Nabi, mudah-mudahan menjadi pelajaran bagi kita dan
 timbul niat untuk melaksanakan kewajiban sholat dengan istiqomah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar