Hari ini...
aku banyak belajar dari orang. dari teman-teman yang tidak ku kenal di Fb dan twitter. Entah mereka sedang galau atau gak, status yang mereka update tetap sama. Hanya seputar cinta.. cinta.. dan cinta. Yang ku temukan dari semua status itu berkisar tentang perasaan mereka terhadap lawan jenis yang belum tentu akan menjadi pasangan mereka.
Kemarin...
aku juga belajar. Aku belajar bagaimana mensyukuri nikmat nyawa, hidup, nafas dan semua nikmat yang Allah berikan kepadaku dengan melimpah tanpa harus aku untuk membayarnya. Aku bayangkan bagaimana 1 gas oksigen itu seharga Rp100 saja. Hehm.. Rp100 itu kalo di zaman sekarang benar-benar gak ada artinya kan teman. Tapi coba kamu hitung aja berapa liter gas oksigen yang kamu gunain setiap hari? hitung.. dihitung.. hitung.. gak terhitung sob! Seorang matematikawan harusnya banyak bersyukur karna bidang yang ia geluti juga tak mampu menghitung nikmat Allah, sekalipun ia adalah seorang Professor!
Dua hari yang lalu..
aku juga telah belajar. Belajar bahwa nyawa itu tidak selamanya ada di tubuh. Sepintar apapun kamu, semewah apapun tempat tinggalmu, sekaya apapun ayahmu, dan sekuat apapun tubuhmu, tapi jika Allah sudah katakan "Kunfayakun", "Jadilah maka jadilah", detik itupun juga nyawamu tak bisa terselamatkan. Dan Dia tidak pilih siapa kamu, siapa ayah kamu, siapa kakek atau ibu kamu. Jika ia berkehendak, tiada daya manusia yang dapat menghalanginya.
Nah.. Bukankah maut itu dekat teman?
atau kau belum sadar juga? Masih sempatkah dirimu berleha-leha dengan setumpukan project atau kah naskah yang sesungguhnya tidak akan kau butuhkan di akhirat nanti? Atau apakah kau masih sibuk dengan uang yang jadi tujuan utamamu mencari pekerjaan? Atau apakah kau juga masih sibuk dengan seorang kekasih yang selalu menyibukkan dirimu sampai kau lupa bahwa ada yang lebih hak untuk dicintai????????
Wahai teman.. sadarlah..
banyaklah belajar dari sekitarmu...
dari seorang anak kecil yang meminta-minta di jalanan..
dari seorang ibu yang kehilangan anaknya karna kecelakaan..
dari seorang ayah yang kehilangan kakinya karna kecelakaan..
dari seorang kuli yang kehilangan nyawanya karna mencari sesuap nasi untuk anak istrinya..
tapi.. apakah sekarang kau belum jua sadar???
Astaghfirullah..
mari kita menangis..
mari kita menangis..
mari kita menangis..
menangisi diri ini yang tidak kunjung sadar!
menangisi diri ini yang tidak gelisah | karna Allah !
menangisi diri ini yang bukan menangis | karna Allah !
menangisi diri ini yang mencari rejeki bukan | karna Allah !
menangisi diri ini yang mencari jabatan bukan | karna Allah !
Astaghfirullah.. Astaghfirullah.. Astaghfirullah...
Ya Rabb.. ampuni hati ini. Hati yang kau ciptakan untuk selalu mencintai-Mu tapi malah kami manfaatkan untuk mencintai makhluk-Mu...
Kasihani diri kami Ya Allah..
Ampuni kami...
Ampuni kami...
Teman..
segera tulis dalam buku catatanmu,
segera tulis dalam ingatanmu,
bahwa...
INI ADALAH HARI TERAKHIRKU!!!
agar kita sadar teman...
betapa singkat waktu yang kita punya..
betapa tidak berartinya segala sesuatu yang kita kerjakan di dunia jika tidak diiringi dengan niat karna Allah..
agar kita pun sadar teman...
KITA HANYA MENUMPANG DI BUMI!!
dan yang kekal, hanya ALLAH SWT!!
#semoga bemanfaat :)
Eka Puspita Sari's Blog
This is MY LIFE
Minggu, 30 Desember 2012
Rabu, 26 Desember 2012
Menyendiri
23 Desember 2012 adalah tanggal berakhirnya semua istilah pacaran itu. Dia yang mengakhiri semuanya. Tidak rela sebenarnya aku ini. Apa dia tidak pernah memikirkan bagaimana perihnya perasaan ini? Sungguh walau aku seperti tegar namun ini hanya sebuah kedok belaka. Aku ini rapuh.. benar-benar rapuh sekarang. Menyendiri dengan tumpukan kertas yang ku coret2 setiap hari, itulah wujud pelampiasanku atas semua ini. Ya Allah.. aku menyesal. . benar-benar menyesal atas semua kejadian yang telah terjadi pada ku ini. Ya Allah hamba mohon ampuni aku ini... aku benar-benar mohon ampun Ya Allah. Ini jadi pelajaran buatku Ya Allah...
Ya Allah hentikan air mata ini untuk tidak lagi menangis karna dia Ya Rabb, toh dia juga sepertinya sudah begitu cepatnya melupakanku. , hamba mohon Ya Rabb hentikanlah air mata ini menangisi dia. tak pantas dia untukku tangisi..
Ya Allah hentikan air mata ini untuk tidak lagi menangis karna dia Ya Rabb, toh dia juga sepertinya sudah begitu cepatnya melupakanku. , hamba mohon Ya Rabb hentikanlah air mata ini menangisi dia. tak pantas dia untukku tangisi..
Kamis, 01 November 2012
Intropeksi
Ya Allah,
izinkan aku berkeluh kesah pada-Mu malam ini..
Hari ini, Engkau biarkan air mataku berlinang ya Rabb. Kau saksikan aku dihadapanmu menangis dan bersimpuh dihadapan-Mu. Menangisi segala dosa yang telah ku lakukan selama ini dengan dihantui perasaan cemas apakah hamba akan Engkau ampuni atau tidak?
Syukurku pun tiada terhenti ketika air mata itu pun mengalir bukan hanya karena hidayah yang datang begitu tak ku duga tapi juga air mata bahagia yang selama ini sangat ku rindukan. Ya mungkin karena sakit ini menjadikan moment yang paling tepat untuk aku berintropeksi diri.
Ku ingat masa kelamku saat SMA. Banyak sekali dosa yang telah ku lakukan, mulai dari hal kecil sampai yang terbesar. Astaghfirullah.. astaghfirullah.. astaghfirullah.. betapa malunya aku dihadapan-Mu Ya Allah..
hamba benar-benar malu..
ditambah lagi saat ini tak ada seorang pun yang mampu memahami perasaanku. hanya lewat lembar-lembar kertas yang ku tulis dengan berurai air mata, aku pun memapu menumpahkan semuanya. Aku sebenarnya tidak mengerti ya Rabbi bagaimana hari ini terjadi, aku bergitu cepat berubah..
Dalam beberapa hari ini, sekelebat bayangan tentang hukuman di alam kubur serta di neraka menhantuiku sehingga dalam setiap shalat pun sekarang aku sering menangis. Ya inilah yang membuatku mengambil keputusan untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan laki-laki yang selama ini menjadi teman dekatku. Aku lebih memilih dia menjadi sahabat dekatku. Ada yang aneh dari diriku dan aku merasakan Allah merestui keputusanku ini walaupun sepertinya laki-laki itu belum mampu menerima keputusanku. Tapi ternyata jelas berkebalikan sepertinya dia juga menerima. Sekarang perasaanku lebih stabil dan tenang setelah ku tumpahkan semua tangisku di hadapan-Mu ya Rabb..
Syukron ya Rahim, hamba benar-benar mencintai-Mu.
izinkan aku berkeluh kesah pada-Mu malam ini..
Hari ini, Engkau biarkan air mataku berlinang ya Rabb. Kau saksikan aku dihadapanmu menangis dan bersimpuh dihadapan-Mu. Menangisi segala dosa yang telah ku lakukan selama ini dengan dihantui perasaan cemas apakah hamba akan Engkau ampuni atau tidak?
Syukurku pun tiada terhenti ketika air mata itu pun mengalir bukan hanya karena hidayah yang datang begitu tak ku duga tapi juga air mata bahagia yang selama ini sangat ku rindukan. Ya mungkin karena sakit ini menjadikan moment yang paling tepat untuk aku berintropeksi diri.
Ku ingat masa kelamku saat SMA. Banyak sekali dosa yang telah ku lakukan, mulai dari hal kecil sampai yang terbesar. Astaghfirullah.. astaghfirullah.. astaghfirullah.. betapa malunya aku dihadapan-Mu Ya Allah..
hamba benar-benar malu..
ditambah lagi saat ini tak ada seorang pun yang mampu memahami perasaanku. hanya lewat lembar-lembar kertas yang ku tulis dengan berurai air mata, aku pun memapu menumpahkan semuanya. Aku sebenarnya tidak mengerti ya Rabbi bagaimana hari ini terjadi, aku bergitu cepat berubah..
Dalam beberapa hari ini, sekelebat bayangan tentang hukuman di alam kubur serta di neraka menhantuiku sehingga dalam setiap shalat pun sekarang aku sering menangis. Ya inilah yang membuatku mengambil keputusan untuk tidak menjalin hubungan lagi dengan laki-laki yang selama ini menjadi teman dekatku. Aku lebih memilih dia menjadi sahabat dekatku. Ada yang aneh dari diriku dan aku merasakan Allah merestui keputusanku ini walaupun sepertinya laki-laki itu belum mampu menerima keputusanku. Tapi ternyata jelas berkebalikan sepertinya dia juga menerima. Sekarang perasaanku lebih stabil dan tenang setelah ku tumpahkan semua tangisku di hadapan-Mu ya Rabb..
Syukron ya Rahim, hamba benar-benar mencintai-Mu.
Sabtu, 20 Oktober 2012
cerita inspiratif
Bidikmisi Membawa Mutiara dalam Kesulitan
Oleh : Eka puspita sari
Inilah kisah kehidupanku. Ku tulis
dalam catatan-catatan terpisah semenjak aku duduk di bangku SD. Semenjak itu
pula aku lebih suka mengekspresikan keluh kesahku dalam sebuah tulisan
dibanding lansung bercerita. Karena dulu aku tak mempunyai sahabat yang menjadi
sandaran tempatku bercerita. Jangankan sahabat, ibu pun aku tak punya. Ya , aku
adalah seorang piatu. Ketika ingin menangis, tertawa, merengek, bercanda dan
bermanja padanya aku tak bisa. Padahal dalam usiaku yang masih dini seharusnya
aku banyak menghabiskan waktuku dengan orang tua dan keluarga tapi hal itu
tidak pernah ku rasakan sampai sekarang.
Minggu, 15 April 2012
this is my short story " persembahan 3 malaikat"
PERSEMBAHAN 3 MALAIKAT
Karya Eka Puspita Sari
“Kenapa ayah jadi seperti ini Ya Allah..
Apa ayah tidak sayang lagi dengan kami...
Mei gak sanggup lagi Ya Allah ... kasihani mei..,
Mei gak kuat .. mei gak kuat .. gak kuat Ya Allah...”
Dalam doa mei menanagis. Dia tidak sanggup lagi menghadapi semua ini . ini terlalu berat untuknya. Penyiksaan batin yang dialami Mei selalau tiada akhir . selalu berujung tangis dari Mei dan kedua adiknya .
Mei menghapus air mata yang jatuh di pipinya . Mei menutup ibadahnya malam itu dengan membaca Al-Qur’an . Pelan sekali Mei membacanya . Ia takut membangunkan serigala tidur . Tapi tiba-tiba ketakutannya berubah menjadi nyata. Pintu kamarnya perlahan terbuka . Mei mencoba untuk tidak mengalihkan perhatiannya dari apa yang dibacanya. Wanita itu tetap berada di tempatnya sampai Mei berhenti membaca .
“heh.. kamu itu ya .., gak liat apa sekarang itu udah jam berapa ??”
“tau !! emangnya kenapa . aku gak ganggu kamu kan ??”
“kamu tahu gak sih!! Ini waktunya istirahat bukan baca yang kayak ginian!!”
Wanita itu menunjuk Al-Quran . Mei membalas dengan sorot mata sengit .
“denger ya , gak usah ngatur-ngatur aku . perbaikin akhlak kamu . jangan pernah ganggu orang ibadah !!”
Wanita itu terdiam . Mei melanjutkan kata-katanya.
“jadi jangan pernah usil sama orang. Pergi sana,aku gak butuh kamu!!
Mei mendorong wanita itu keluar dari kamarnya. Dalam hatinya , Mei merasa puas karna sudah mengalahkan dia malam ini. Tak lama setelah Mei menutup pintu , pintu pun diketuk , ayah .
“ayah ?? ayah kok belum tidur ?”
“kamu apain ibumu sampe nangis gitu ?”
“gak Mei apa-apain kok yah . Mei cuma bilang jangan usil ama Mei”
“jangan usil gimana Mei ? Ibu kamu itu cuma mau liat kamu udah tidur apa belum. Kamu malah marahin dia gitu. Seharusnya kamu gak gitu ama dia Mei , dia itu ibu kamu!!”
“cukup yah !! Mei tegasin sekali lagi !!Ibu mei udah meninggal. Dia udah tentram di surga. Asal ayah tahu ibu sangat merindukan kami untuk bersama dia lagi seperti dulu tapi apa ayah pernah merindukan masa-masa kita dulu ?? mei yakin enggak. Mei juga yakin ayah menginginkan kami cepat pergi dari kehidupan ayah kan??Biar ayah lebih leluasa dengan wanita itu, dan parasit seperti kami ini tidak mengganggu ayah lagi kan?”
Mei terisak . Bulir-bulir air mata mengalir di pipinya . Suaranya terdengar agak sedikit parau dan bergetar. Ayahnya tak mampu berkata apa-apa. Sesaat suasana pun hening seketika.
“Ayah gak punya keinginan seperti itu Mei…,ayah cuma mau kamu perlakuin dia kayak ibu kandung kamu , gak lebih”
“apa ?? ayah minta mei nganggep kalo dia itu ibu? Dia gak pantes yah jadi seorang ibu , dia itu gak cocok buat ayah!!”
Ayah hanya terdiam dan melihat raut wajah anaknya yang berlinang air mata .
“asal ayah tau , Mei ama adek-adek udah coba buat nerima dia tapi dia yang gak pernah nerima kami yah . . , “
Ayah kembali terdiam dan tertunduk. Mei tenggelam dalam linangan air matanya. Sesekali Mei terbatuk-batuk karna terlalu menahan tangis .
“jangan-jangan ayah juga gak tau keadaan 2 anak ayah yang telah ayah terlantarkan?”
Mei kembali menangis saat melihat gelengan ayahnya pertanda bahwa ia sama sekali tidak tahu bagaimana kondisi anak-anaknya .
“Vivi ama Ningsih sakit yah .. .Udah 1 bulan ini Mei ama nenek pulang pergi Rumah sakit. Nenek gak punya uang lagi buat biayai Rumah sakit mereka . Nenek rela yah kerja ngambil cucian tetangga cuma buat beli obat mereka. Tapi , ayah disini gak kekurangan sedikitpun malahan ayah tiap malam foya-foya sama wanita itu. Dan asal ayah tahu , Mei nginep malam ini bukan untuk ngemis yah tapi Mei mau minta uang sama ayah Mei sendiri!!”
Emosi Mei memuncak tak tertahan lagi. Sepertinya Allah telah membuka jalannya untuk tidak bungkam lagi terhadap beban batinnya ini .
“ayah minta maaf mei..,ayah ngaku salah...”
Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulut ayah yang dari tadi bungkam . Setetes air mata mengalir jatuh dipipinya.
“ayah terlamat minta maaf sekarang .., vivi ama ningsih udah gak lama lagi akan nyusul ibu ..”
Mei kembali terisak . Mei pun berlalu meninggalkan ayahnya .
“cinta ayah lebih besar kepada wanita itu dibanding cinta ayah sama kami!!”
*****
Setelah kepergian Mei 10 menit yang lalu, ayah Mei masih terdiam. Dia kembali mencerna setiap kata yang dilontarkan Mei kepadanya. Mei anak pertama kesayangannya. Saat Mei kecil dulu , ia pernah berjanji tidak akan membuat Mei menangis. Tapi sepertinya ia lupa dengan janjinya dulu sehingga malam ini hatinya terasa hancur berkeping-keping saat melihat anaknya itu menangis .
Ia kembali ke kamarnya dalam keadaan terpuruk. Vivi dan Ningsih , dua anak kembarnya yang sangat manis. Kini keduanya tak akan lama lagi di dunia ini. Mei pun sudah benci padanya apalagi ibunya .
“bodohnya aku ini Ya Allah .. , aku menyia-nyiakan amanah-Mu..”
Ayah mei terhenti di depan ambang pintu kamar. Tak sengaja ia mendengarkan percakapan istrinya .
”sebentar lagi , 3 tikus-tikus itu akan mati . dan satu kucing ini pun juga akan mati di tanganku!!”
Wanita itu tertawa. Ayah Mei masuk dan mengambil Hp dari tangan istrinya .
“mulai malam ini , Aku talak 3 kau!!”
“biar saya jelasin dulu mas.., saya ...”
“gak perlu kamu jelasin. Kemasin barang-barang kamu sekarang juga dan pergi dari rumahku . PERGIIIII!!!”
Tak sempat berbicara apa-apa , wanita itu diam dan bergegas mengemasi barangnya. Setelah itu , ia pergi. Dan kini tinggal ayah Mei sendiri.
I*****
Vivi dan Ningsih masih terkulai lemas di atas tempat tidurnya masing-masing. Mei menatap mereka dengan berlinang air mata. Sungguh malang nasib mereka bertiga. Ibu sudah tiada dan ayah tidak bertanggung jawab atas mereka.
Mei menatap kening kedua adiknya. Panas. Mei mendadak khawatir. Sudah 1 minggu ini panas mereka naik turun. Mei memanggil neneknya. Malam itu juga Vivi dan Ningsih di bawa ke Rumah sakit .
“sudahlah Mei , apa lagi yang kamu pikirkan?”
Nenek membelai Mei dengan penuh kasih sayang. Nenek tahu apa yang menjadi beban pikiran Mei sekarang. Hampir setiap hari Mei begini. Mata sembab, jarang tersenyum , bahkan raut ceria pun tak lagi ada di wajahnya.
“ Mei tadi marahi ayah nek…”
“emangnya Mei bilang apa sama ayah?”
“Mei cuma bilang kalo Vivi ama Ningsih sakit nek. Terus Mei bilang , kalo Mei ama adek-adek gak mau istri ayah jadi ibu kami…”
Lagi – lagi Mei menangis. Nenek pun membiarkannya menangis. Percuma saja mengajaknya bercerita dalam kondisi seperti ini. Tanpa mereka sadari,sesosok laki-laki bertubuh tinggi dan tegap menghampiri keduanya dan bersimpuh dihadapan nenek.
“maafkan anakmu ini bu..,Prabu emang salah..”
Mei berhenti menangis saat ia tahu bahwa yang datang itu ayahnya.
“ayah ngapain kesini?”
“Mei,kamu gak boleh bilang kayak gitu sama ayahmu”.
Nenek menegur Mei dengan halus.
“maafin ayah Mei...,Ayah bener-bener minta maaf. Ayah janji akan berubah Mei...”
Nada ayah Mei melembut. Ia memegangi kedua tangan Mei.
“percuma ayah berjanji. Mei yakin setelah ini ayah akan kembali seperti dulu dan setelah itu kami akan ayah terlantarkan lagi,menangis lagi,gak makan lagi,gak sekolah lagi,...”
Kalimat Mei terhenti. Mei memegangi tenggorokkanya. Ayahnya pun langsung menggendong Mei ke kamar pasien dan memanggil dokter.
*****
Ketiga anak malang itu terbaring di ranjang yang terbaris rapi. Nenek tak hentinya menyadarkan anaknya yang telah lalai akan tanggung jawabnya. Ia menyesali segala perbuatannya. Ia pun tak berhenti menangis sambil menciumi satu persatu kening anak-anaknya.
“Prabu ,ibu ingin menunjukkan sesuatu padamu. Kemarilah..”
Ayah Mei mendekat. Nenek mengeluarkan sebuah kotak kecil yang senantiasa dibawa Mei. Dipojokkan kanan bawah ada tanda tangan ketiga anaknya dan selembar foto kecil ketiga anaknya ukuran 2x3. Nenek menyodorkan foto almarhumah istrinya. Ayah Mei memandangi foto wanita itu dengan penuh penyesalan. Kemudian , nenek pun mengeluarkan selembar kertas yang bertuliskan tinta biru.
“Ayah..
Mei ,Vivi dan Ningsih gak pernah menyesal udah jadi anak ayah..
Mei juga gak pernah nyesel udah setuju ama pernikahan ayah..
Tapi kami nyesel,kenapa ayah berubah?
Kenapa ayah jadi jahat sama kami..
Mei gak pernah mau marah sama ayah. Tapi kalo Mei gak bilang, Mei sakit hati yah..
Ayah tau gak , kalo kami pengen banget punya ayah yang kayak temen-temen..
“Ayah..
Vivi ama Ningsih juga sama kayak kak Mei ...
Kita bedua pengen ayah kayak dulu lagi , jangan kayak gini..,marah-marah mulu kalo ketemu kami..
“Ayah ..
Kita cuma mau minta maaf kalo udah jadi anak yang bandel dan paling nyusahin ayah..
Kita janji yah , kita gak bandel dan nyusahin ayah lagi kok. Ayah bakalan hidup tenang dan damai.
“Ayah..
Izinkan kami menuju Surga-Nya yang indah..
Ayah melompat dari tempat duduknya. Layar monitor anak-anaknya itu sama. Garis lurus. Percuma. Mereka telah pergi seiring dengan sajak pengantar ketiganya.
*****
Bukan salah kami jika kami pergi ayah..
Allah begitu sayang dengan kami..
Dia menjanjikan keindahan-keindahan yang tidak pernah kami dapatkan dari ayah..
Dia pula selalu menghibur dan membahagiakan kami lebih dari ayah..
Saat terakhir kami..
Kami baru menyadari bahwa kami telah dihadapkan pada sebuah kematian..
Saat kami terbaring sakit dan ayah membacakan sajak pengantar kami...
Saat itu pula ibu menjemput kami dengan sinar kebahagiaan yang sangat mempesona....
Kami sangat senang tapi juga sedih karna harus meninggalkan nenek dan ayah sendirian...
Ayah...
Maafkan kami ..
Kami mendahuluimu..
Kami tunggu ayah dan nenek di surga ..
Kami akan jemput ayah dan nenek lebih dari penyambutan ibu..
Ayah...
Inilah persembahan kami..
Persembahan 3 malaikat...”
-The end-
ilmu teknologi pangan
Ilmu pangan adalah suatu disiplin ilmu yang menerapkan dasar-dasar biologi, fisika, kimia dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan bahan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu pengolahan pangan. Sedangkan teknologi pangan adalah suatu bidang keahlian dan bidang profesi yang mencakup aplikasi ilmu dasar antara lain kimia, fisika dan mikrobiologi, serta prinsip-prinsip keteknikan (engineering), ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak dipanen sampai menjadi hidangan, yang meliputi meliputi aspek-espek pengembangan pangan baru, penanganan bahan mentah, pengolahan, pengawetan, penyimpanan dan pengemasan, pemasaran (distribusi, penilaian mutu), pemanfaatan (aseptabilitas dan nilai gizi) dan kesehatan masyarakat agar bahan pangan dapat digunakan seefisien mungkin untuk kesejahteraan umat manusia.
Program pendidikan teknologi pangan adalah bidang keahlian dan profesi yang mencakup aplikasi ilmu dasar, yaitu kimia, fisika dan mikrobiologi, serta prinsip-prinsip keteknikan, ekonomi dan manajemen pada seluruh mata rantai penggarapan bahan pangan dari sejak dipanen sampai menjadi produk pangan yang siap dikonsumsi.
Aspek yang tercakup di dalam pendidikan teknologi pangan adalah penanganan bahan baku dan ingredien pangan, pengolahan dan rekayasa proses, pengembangan produk pangan baru, pengawetan, penilaian keamanan, mutu dan nilai gizi, pengemasan, penyimpanan, distribusi dan pemasaran.
Untuk menguasai teknologi pangan diperlukan dasar ilmu pangan, yaitu disiplin ilmu yang menerapkan ilmu biologi, fisika, kimia dan teknik dalam mempelajari sifat-sifat bahan pangan, penyebab kerusakan bahan pangan dan prinsip-prinsip yang mendasari suatu pengolahan pangan.
Sesuai mandat keilmuan dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP), yaitu mengembangkan ilmu dan teknologi pangan yang meliputi kimia, mikrobiologi, rekayasa dan proses, analisis, mutu dan keamanan pangan, maka Departemen ITP mengampu Program Pendidikan Sarjana Mayor Teknologi Pangan.
Apa Kompetensi Lulusan Mayor Teknologi Pangan?
Lulusan dengan Mayor Teknologi pangan akan memiliki kompetensi dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu dan teknologi pangan serta prinsip-prinsip ekonomi dan manajemen pada sistem seleksi, pengawetan, pengolahan, pengemasan, distribusi, pemanfaatan bahan pangan yang bermutu aman. Kompetensi tersebut telah memenuhi kompetensi minimal telah direkomendasikan oleh Institute of Food Technologists (IFT).
Ciri umum dari tercapainya kompetensi lulusan adalah kemampuan untuk menjelaskan, menganalisis dan mensintesis dasar-dasar ilmu pangan, teknologi pangan dan gizi (kimia, biokimia pangan dan gizi, mikrobiologi pangan dan rekayasa proses dan industri pangan) yang meliputi:- Interaksi kimia antar komponen pangan, bahan tambahan pangan, komponen fungsional dan pengaruhnya selama pengolahan, serta pengendaliannya untuk menghasilkan produk pangan yang bermutu dan aman.
- Teknik pengolahan pangan, pengembangan, perancangan dan optimasi proses dan produk pangan, mencakup aspek peralatan dan sistem produksi, pengemasan, pelabelan, dan distribusinya.
- Interaksi mikroba dan pangan dalam proses pengawetan dan pengolahan pangan untuk menghasilkan produk pangan bermutu dengan jaminan keamanan pangan, serta pengendalian pertumbuhan dan metabolisme mikroba untuk keperluan produksi ingredien pangan.
- Interaksi berbagai komponen pangan, gizi dan non gizi pada metabolisme, kesehatan dan kebugaran manusia serta disain produk pangan fungsional.
- Sistem manajemen, jaminan mutu dan keamanan pangan; sistem akuisisi, distribusi dan perdagangan pangan; peraturan dan perundangan pangan, analisa tekno-ekonomi, pengembangan rekayasa industri pangan, manajemen informasi dan inovasi industri pangan.
- Kimia dan Analisis Pangan (Food Chemistry and Analysis)
- Mikrobiologi dan Keamanan Pangan (Food Microbiology and Safety)
- Rekayasa Proses Pangan (Food Process Engineering)
- Penerapan Ilmu Pangan (Applied Food Science)
- Kecakapan Hidup (Success Skill)
Isi dari setiap ranah yang harus dikuasai sebagai hasil belajar (learning outcomes) pada program sarjana dengan Mayor Teknologi Pangan telah sesuai dengan yang direkomendasikan oleh IFT. Selanjutnya ranah tersebut dijabarkan menjadi tujuan instruksional yang diramu dalam mata kuliah-mata kuliah mayor. Click untuk informasi Tabel Ranah Kompetensi.
Apa yang Dipelajari di Teknologi Pangan?
Untuk menghasilkan lulusan sarjana dengan Mayor Teknologi Pangan yang memenuhi kompetensi inti tersebut, kurikulum pendidikan didisain dengan mengacu pada standar internasional, yaitu berdasarkan standar program pendidikan teknologi pangan yang direkomendasikan oleh Institute of Food Technologists (IFT). Berdasarkan tujuan pendidikan dan jabaran kompetensi lulusan yang ingin dicapai, maka disusun struktur kurikulum Mayor Teknologi Pangan. Click Kurikulum
Di samping penguasaan aspek teknis, lulusan teknologi pangan diarahkan untuk menguasai success skill yang tinggi, siap terjun dan terlibat aktif secara profesional dalam semua aspek bisnis industri pangan. Selama menjalani pendidikan di Mayor Teknologi Pangan, seorang dilatih untuk mampu mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan di industri pangan dan sekaligus mampu memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
Bekerja Dimana Lulusan Teknologi Pangan?
Lulusan sarjana Mayor Teknologi Pangan dapat bekerja di bidang sektor pangan, seprti di industri pengolahan pangan, industri ingredien pangan, industri peralatan pengolahan pangan, industri pengemasan pangan, pusat pelayanan informasi bidang pangan, lembaga penelitian, lembaga pendidikan, distributor pangan (retail), jasa boga, jurnalistik, konsultan dan lembaga swadaya masyarakat.
Lulusan Mayor Teknologi Pangan juga diperlukan untuk menempati posisi di instansi pemerintahan, terutama yang berhubungan dengan kebijakan, riset dan implementasinya dalam hal pengembangan industri pangan, keamanan pangan, gizi, standarisasi mutu pangan, kebutuhan pangan nasional, penyuluhan, dll. Di samping itu lulusan Mayor Teknologi Pangan juga dibekali dengan keterampilan yang diperlukan untuk berwirausaha dalam bidang industri pangan.
my short story : apakah salah jika aku jatuh cinta?
“Sulit mungkin
bagi gue melupain dia sarah. Dia terlalu hadsome
banget”. Seru Cilla saat dia mengadu padaku tentang pacarnya Blenzi.
“Apa susahnya
Cilla?? Handsome gak jadi jaminan dia
baik ato gak sama kamu. Coba kamu fikir, udah berapa kali kamu di gituin ama
dia. Tapi kamu kayaknya udah kena santet ama tuh cowok”. Aku kesal dengan Cilla
yang terus membela pacarnya padahal cowok itu jahat baget.
“ come on sarah… Blenzi is so handsome and
cool. Iknow you also falling in love with him, yeah ??” Cilla menggodaku.
Aku bergidik mendengarnya, dasar Cilla! Jadi cewek kok mudah banget jatuh
cinta.
“ I know boy and I know love so don’t teach me about it!” aku meninggalkan Cilla sendirian dengan khayalan-khayalannya tentang Blenzi.
“ I know boy and I know love so don’t teach me about it!” aku meninggalkan Cilla sendirian dengan khayalan-khayalannya tentang Blenzi.
* * *
Minggu
ini hari pertama di bulan april. Aku sudah disibukkan dengan beberapa tugas
mata pelajaranku yang menumpuk. Mulai dari essay bahasa, beberapa praktikum
IPA, dan temasuk olahraga. Aku sudah cukup lelah dengan tugas yang menumpuk
ini. Tapi sepertinya energy dalam tubuhku memang tak pernah habis. Aku bahkan
sering tertawa sewaktu aku menyadari aku seperti saraz 808 yang punya kekuatan
lebih untuk menolong orang-orang di sekitarku. Yeah.. seperti itulah orang
mengatakanku.
Sekolompok
cowok mendekatiku saat aku sedang menulis essay di laptopku. Mereka mendekatiku
dan duduk mengelilingiku. Aku mencoba untuk tetap tenang dan tidak menatap
mereka. Aku tahu mereka sedang menatapku lekat-lekat. Dalam hatiku aku berkata
“ Ya Allah apa yang akan mereka lakukan padaku?” seorang cowok melangkah
mendekatiku dan duduk di sampingku. aku bergeser ke kanan dan segera menutup
laptopku. Aku beringsut pergi tapi cowok itu keburu menarik tangan kiriku.
“hey
lepaskan!!” erangku.
“mau
kemana manis..aku sudah lama menyukaimu. Kau jangan pergi lagi dariku, ku
mohon!!”
“aku
bahkan tak mengenal siapa kamu. Kenapa kau bisa mengatakan seperti itu!” aku
mencoba menarik tanganku dan menjauh pergi”
“Sarah..
duduklah, tenangkan dirimu. Kau jangan menjauh terus dariku”
Aku
berlari menjauh dari lelaki aneh itu. Mereka masih tertawa tak jelas dengan
lelucon-lelucon yang sebenarnya tak lucu. Aku mencoba menjauh dari kerumunan
orang-orang yang ada. Tak sadar aku telah jauh dari sekolah. Banyak semak
belukar yang ada dan tempat ini tak ku kenali.
to be continue :)
Langganan:
Postingan (Atom)